SINTANG, KALBAR- Ketua DPRD Kabupaten Sintang Florensius Ronny mengatakan pihaknya akan mengkaji laporan Realisasi Semester Pertama APBD Sintang Tahun Anggaran 2022 yang telah disampaikan pihak Eksekutif dalam rapat paripurna ke-10 DPRD Sintang, Jumat 29 Juli 2022.
Realisasi serapan anggaran APBD Sintang semester pertama, kata Ronny selalu menjadi sorotan lembaga legislatif. Hal tersebut dikarenakan Pemkab Sintang dinilai lamban dalam merealisasikan APBD pada semester pertama.
“Terkait dengan dengan realisasi penyerapan anggaran setiap tahun kita soroti. Tidak usah lah penyerapan sampai 50%, batas wajarnya paling tidak itu berkisar 30 % sampai 40%,” kata Ronny usai Rapat Paripurna Ke-10 Masa Persidangan II tahun 2022.
Ia menegaskan pihaknya akan mengkaji pelaksanaan APBD Sintang semenster pertama melalui rapat kerja Badan Anggaran DPRD Singtang dengan eksekutif.
“Nanti akan kita dalami apa yang menjadi masalah setiap tahun penyerapan anggaran terkesan lambat di semester pertama,” ujar Ronny.
Menurut Ronny semisalnya rendahnya serapan angaran dikarekan kurangnya sumber daya manusia seperti ternaga PNS maka perlu pemerintah mengusulkan ke kementerian untuk membuka rekrutmen yang dibutuhkan.
“Atau apakah ada aturan yang selalu berubah-ubah sehingga membuat serapan anggaran terkesan lambat di semester pertama nanti kita cari tahu,” tegasnya.
Sebelumnya disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah bahwa secara global pendapatan daerah Kabupaten Sintang tahun 2022 dengan target Rp 1,77 Trilyun pada semester pertama ini baru terealisasi sebesar Rp 795,26 miliar atau sebesar 44,70 %.
Kemudian belanja daerah pada tahun anggaran 2022 dianggarkan sebesar Rp 1,79 trilyun. Sampai dengan semester pertama ini baru terserap sebesar 30,67% atau sebesar Rp. 549,48 miliar.
Sementara pembiayaan dianggarkan sebesar Pp.12,56 miliar, terealisasi sebesar Rp.181,25 miliar atau 1.442,15%. Penerimaan pembiayaan dianggarkan sebesar Rp.22,06 milyar rupiah terealisasi sebesar SILPA tahun anggaran 2021 sebesar Rp.190,75 miliar. Sedangkan pengeluaran pembiayaan dianggarkan sebesar Rp.9,5 miliar terrealisasi sebesar Rp.9,5 milair atau 100% atas penyertaan modal kepada Perumda Tirta Senentang dan penyertaan modal kepada PT.Bank Kalbar. (tim-red)