Pembangunan Infrastruktur Belum Merata

oleh
Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Rudy Andryas

SINTANG, KALBAR– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Rudy Andryas, menyoroti ketimpangan pembangunan infrastruktur di beberapa kecamatan, khususnya Kecamatan Ambalau dan Serawai. Menurut Rudy, kedua kecamatan ini masih menghadapi tantangan besar terkait akses dan keterbatasan infrastruktur, yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan, termasuk perekonomian masyarakat.

“Infrastruktur di Kecamatan Ambalau dan Serawai masih sangat minim. Beberapa daerah di sana hanya bisa dijangkau melalui jalur sungai. Keterbatasan infrastruktur ini menyebabkan harga komoditi di kedua kecamatan ini menjadi tinggi, karena transportasi menjadi lebih sulit dan mahal,” ujar Rudy belum lama ini.

Ia menjelaskan bahwa meskipun perhatian pemerintah terhadap pembangunan di kedua kecamatan ini sudah cukup banyak, kendala utama yang dihadapi adalah terbatasnya anggaran. Sejak pandemi COVID-19, anggaran pemerintah untuk pembangunan, terutama di daerah-daerah terpencil seperti Ambalau dan Serawai, mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini membuat upaya pemerataan infrastruktur di daerah tersebut semakin sulit untuk direalisasikan.

“Sejak COVID-19, banyak anggaran yang tidak lagi mendukung pembangunan di kecamatan ini. Anggaran yang terbatas membuat pemerataan infrastruktur sulit diwujudkan. Meskipun pemerintah sudah memberikan perhatian, faktanya banyak daerah di Ambalau dan Serawai yang masih belum terhubung dengan akses jalan yang memadai,” ujar Rudy.

Selain masalah akses jalan, Kecamatan Ambalau dan Serawai juga menghadapi masalah terkait kelistrikan dan telekomunikasi. Banyak daerah di kedua kecamatan ini yang belum memiliki jaringan listrik dan sulit dijangkau sinyal telekomunikasi. Kondisi ini tentu mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.

“Di banyak tempat di Ambalau dan Serawai, listrik masih menjadi masalah. Bahkan, beberapa daerah masih belum terjangkau sinyal telekomunikasi. Ini menjadi hambatan besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengoptimalkan potensi daerah tersebut,” kata Rudy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *