SINTANG, ujungjemari.id- Stunting masih menjadi tantangan kesehatan anak di Kabupaten Sintang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edy Harmaeni, menjelaskan bahwa penyebab stunting bukan hanya satu, tetapi terdiri dari banyak faktor yang saling berkaitan.
“Penyebab stunting itu bukan cuma karena makan kurang. Banyak hal yang memengaruhi, seperti pola asuh anak, kebersihan lingkungan, kesehatan ibu, dan gizi yang tidak cukup,” ujar Edy, Selasa 10 Juni 2025.
Menurutnya, stunting tidak bisa dianggap masalah biasa. Anak yang mengalami stunting biasanya mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak, yang bisa berdampak jangka panjang terhadap masa depan mereka.
“Kalau anak kekurangan gizi terus-menerus, tinggi badannya jadi tidak sesuai umur. Tapi bukan cuma itu. Perkembangan otaknya juga bisa terganggu. Ini pengaruhnya sampai mereka besar nanti,” katanya.
Ia menambahkan, salah satu variabel penting adalah pola asuh. Banyak orang tua belum memahami pentingnya memberikan makanan bergizi seimbang dan memperhatikan kebersihan makanan serta lingkungan.
“Kadang anak sudah makan, tapi tidak bergizi. Atau tidak cuci tangan sebelum makan, jadi gampang sakit. Itu semua ikut mempengaruhi tumbuh kembang anak,” jelas Edy.
Selain itu, kondisi kesehatan ibu juga sangat menentukan. Remaja putri yang kurang gizi, calon pengantin yang tidak siap secara fisik, hingga ibu hamil yang jarang memeriksakan kandungan, semuanya bisa jadi penyebab anak lahir stunting.
“Jadi, kita harus mulai dari hulu. Dari remaja, calon ibu, sampai bayi lahir. Semua perlu kita jaga,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Sintang saat ini terus memperkuat program pendampingan di puskesmas, posyandu, dan melalui kunjungan rumah.
“Kita turun langsung ke masyarakat. Edukasi dan dampingi keluarga supaya tahu pentingnya gizi dan pola hidup sehat. Ini bukan tugas pemerintah saja, tapi tugas kita semua,” tegasnya.