Roni : Rakor Tingkatkan Kualitas Pendamping Desa

oleh
Foto Bersama Usai Pembukaan Rapat Koordinasi di Balai Pagodai, Kamis (13/09/2018)
Foto Bersama Usai Pembukaan Rapat Koordinasi di Balai Pagodai, Kamis (13/09/2018)

www.ujungjemari.com [SINTANG]- Kepala Dinas  Pemberdayaan  Masyarakat  Dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Sintang   Herkulanus Roni  mengatakan   Rapat  Koordinasi  Program Pembangunan  Dan Pemberdayaan  Masyarakat Desa  (P3MD) Kabupaten Sintang  Bulan September 2018  merupakan agenda rapat bulanan. Rapat ini  sangat penting guna  memaksimalkan  peran dan fungsi  para tenaga  Pendamping Desa,  untuk melakukan  Pengawasan  dan Pembinaan  terkait penggunaan Dana Desa.

”sehingga nantinya dana-dana tersebut  dapat  digunakan  sesuai dengan porsi  yang sudah ditentukan, karena para  Tenaga  Pendamping  Desa  tersebut  mereka  sudah memiliki  keahlian khusus pada Bidangnya  Masing-masing, seperti  Bidang Pendidikan,  Infrastruktur, dan Bidang  Pemberdayaan,” kata Roni.

Roni  mengaku keberadaan Tenaga Pendamping Desa di Kabupaten Sintang masih sangat kurang, Idealnya satu pendamping membina 4 desa. Faktanya satu tenaga pendamping membina lebih dari 6 desa. Kendati demikian pihaknya tetap maksimalkan peran para tenaga Pendamping Desa.

“walau Pendampin Desa masih terbilang kurang, kita tetap optimis mereka mampu  membawa kemajuan pembangunan bagi daerah pedesaan yang dituntut mandiri sesuai Nawa Cita  Presiden- RI  Djoko Widodo, yaitu membangun dari daerah pinggiran , yang sesuai  juga  dengan  Visi Misi  Bupati  Sintang, yaitu membangun dari pinggiran,” ucapnya.

Pihaknya kata Roni tidak punya kewenangan untuk menambah Tenaga Pendamping Desa, karena ranahnya berada di pusat.

“Kita akan surati ke pusat terkait kekeurangan tenaga pendamping ini,” kata Roni.

Baca : Askiman: Komunikasi Antar Pendamping Desa, Aparatur Desa dan DPMPD Perlu Ditingkatkan

Pendamping Desa Bidang Teknik Infrastruktur di Kecamatan Binjai Hulu, Erik Krisley mengaku ada suka dan duka mengembangkan tugas sebagai pendamping desa.  Beberapa desa yang didampinginya masih  belum mampu memahami teknis penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan metode yang disarankan dari pusat. Solusinya Erik harus menyediakan metode yang lebih sederhana yang mudah dipahami.

” Saya siapkan trik-trik atau metode sederhana yang lebih bisa mereka pahami, dan itu berhasil,” ujarnya.

Dikatakan Erik, sedikitnya ada 11 desa di Kecamatan Binjai Hulu yang menjadi tanggung jawabnya. Diantara desa tersebut ada desa yang menghindar dan tidak menginginkan pendampingan.

“Tupoksi kami mendampingi, ketika desa tidak menerima kami  dengan baik, kami masuk sampai proses itu saja. Ketika desa  tidak menginginkan pendamping  kami mundur namun tidak dilepas tapi tetap kami awasi,” bebernya.

Persoalan yang dihadapi dilapangan kata Erik akan dituangkan dalam laporan bulanan. “Di laporan kita ada kolom untuk menyampaikan persoalan yang kita hadapi,” tukasnya. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *