SINTANG, KALBAR- Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Welbertus meminta pemerintah memperhatikan nasib para ternak babi yang mengalami kerugian. Peternak babi di Bumi Senentang, menderita kerugian setelah ternak terserang flu Afrika, Virus African Swine Fever (ASF).
“Ini masalah serius bagi peternak, karena menderita kerugian besar,” kata Welbertus di DPRD Sintang Senin 30 Mei 2022 Kemarin.
Ia mengatakan sangat banyak masyarakat Sintang yang mengkonsumsi babi. Jika babi terserang penyakit maka peminat masyarakat terhadap babi juga akan berkurang. Hal tersebut membuat peternak babi semakin merugi.
“Hal ini juga berpengaruh pada perekonomian masyarakat dan permerintah harus memperhatikan dari sisi perekonomian masyakat dan meminta pemerintah memberi solusi bagi masyakat terutama peternak yang terdampak,” pintanya.
Politisi PDI Perjuangan ini menyarankan agar di postur APBD Sintang Tahun 2023 pemerintah melalui instansi terkait dapat memberikan atau menyalurkan bantuan khusus bagi peternak babi yang hewan ternaknya terdampak penyakit African swine fever (ASF).
“Karena kita tahu banyak kerugian yang terjadi, terutama para peternak kita. Untuk itu, saya harap pemerintah melalui instansi terkait dapat memperhatikan kondisi yang dialami para peternak babi di kabupaten ini,” pintanya.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat (Kalbar) daerah yang paling terdampak dengan flu Afrika ini adalah Kabupaten Sanggau, dengan tingkat kematian hewan ternak babi mencapai 24.216 ekor. Kemudian, Kabupaten Sintang 7.030 ekor, Kabupaten Landak 6.3.18 ekor dan Kabupaten Mempawah 3.416 ekor.
Tak hanya itu, Welbertus juga menyarankan agar pemerintah daerah melalui instansi terkait agar dapat mengambil langkah-langkah pengendalian dan pencegahan dini, sehingga hewan ternak babi di Kabupaten Sintang tidak mudah terserang penyakit yang dapat menimbulkan kematian itu.
“Hingga saat ini penyakit ASF belum ada obatnya, dan belum ditemukannya vaksin. Penyakit ini dapat berdampak pada kerugian ekonomi dan sosial. Pemerintah perlu ambil langkah untuk pencegahan dini supaya kedepan tidak terjadi lagi,” pungkasnya. (tim-red)