SINTANG, ujungjemari.id- Kabupaten Sintang mencatat 849 kasus tuberkulosis (TBC) sepanjang tahun 2025. Angka ini menempatkan Sintang sebagai daerah dengan kasus TBC terbesar kelima di Kalimantan Barat. Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang yang menilai bahwa upaya pencegahan dan penanganan harus terus diperkuat.
Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Edy Harmaini, menjelaskan bahwa kasus TBC tersebar di seluruh kecamatan. Namun, Kecamatan Sepauk menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak. “Di Kecamatan Sepauk ada 110 kasus. Ini menjadi perhatian utama kami karena angkanya paling tinggi,” kata Edy.
Setelah Sepauk, Kecamatan Serawai mencatat 74 kasus dan Kecamatan Tempunak sebanyak 70 kasus. Menurut Edy, data tersebut menunjukkan bahwa penularan TBC masih aktif terjadi. “Data ini menunjukkan bahwa kita perlu meningkatkan kewaspadaan bersama agar penularan bisa ditekan,” ujarnya.
Sementara itu, kasus TBC pada anak di Kabupaten Sintang mencapai 90 pasien. Dari jumlah tersebut, 42 merupakan anak laki-laki dan 48 perempuan. Rinciannya, terdapat 6 kasus pada anak usia di bawah satu tahun, 22 kasus pada usia 1 sampai 4 tahun, serta 52 kasus pada usia 5 sampai 14 tahun. Edy menyampaikan bahwa kondisi ini harus menjadi perhatian bagi orang tua. “Anak-anak sangat rentan, jadi penting untuk segera memeriksakan diri jika muncul gejala,” tuturnya.
Sebagai bentuk upaya pencegahan, Dinas Kesehatan terus mendorong pembentukan Desa Siaga TBC. Hingga saat ini, sebanyak 33 desa telah menyatakan komitmen melalui penerbitan SK kepala desa. Pada tahun 2025, delapan desa akan dilaunching sebagai Desa Siaga TBC, yaitu Desa Sungai Ana kecamatan Sintang, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Desa Paribang Baru Kecamatan Tempunak, Kebong Kecamatan Kelam, Desa Empaci Kecamatan Dedai, Desa Melingkat Kecamatan Kayan Hilir, Desa Entogong Kecamatan Kayan Hulu, dan Desa Binjai Hulu.
Edy mengimbau masyarakat agar tidak menunda pemeriksaan ketika mengalami batuk berkepanjangan atau gejala lain yang mengarah pada TBC. Ia menegaskan bahwa layanan pemeriksaan dan pengobatan sudah tersedia dan dapat diakses dengan mudah. “Jika ada gejala yang mencurigakan, sebaiknya segera periksa. Pengobatannya tersedia dan dapat diakses oleh semua masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap kerja sama seluruh pihak dapat mempercepat penurunan angka TBC di Sintang. “Dengan dukungan semua pihak, kami berharap kasus TBC di Sintang dapat terus berkurang,” pungkasnya.










