SINTANG, ujungjemari.id- Dana transfer daerah untuk Kabupaten Sintang pada APBD tahun 2026 mengalami efisiensi atau pemangkasan sebesar kurang lebih 388 miliar rupiah. Kondisi ini dinilai berdampak langsung terhadap kemampuan keuangan daerah dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Sintang, Hikman Sudirman, mengatakan bahwa pemangkasan ini bukan hanya berpengaruh pada belanja pembangunan, tetapi juga pada kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan belanja pegawai.
“Dana sisa setelah pemangkasan untuk belanja pegawai saja sudah tinggal sedikit, sementara kebutuhan pemerintah daerah ini bukan hanya di sektor pembangunan infrastruktur,” ujar Hikman kepada awak media, Minggu 9 November 2025.
Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan bahwa bahkan sebelum pemangkasan pun, pemerintah daerah sudah menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan. Dengan pengurangan anggaran yang cukup besar, kondisi tersebut semakin sulit.
“Kita ini bukan tidak mau membangun. Tapi dengan pemangkasan anggaran sebesar ini, tentu memenuhi kebutuhan pembangunan di daerah sangat sulit. Tidak dipangkas saja sudah berat, apalagi kalau dipangkas, sementara kebutuhan kita sangat banyak,” jelasnya.
Hikman menilai seluruh pihak harus memahami situasi ini secara objektif. Termasuk dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat agar tidak terjadi salah persepsi mengenai kemampuan pemerintah daerah.
“Tentu ini menjadi tantangan kita bersama, termasuk dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa beginilah kondisi kita saat ini,” katanya.
Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, Komisi B mendorong pemerintah daerah untuk lebih selektif dalam menentukan program pembangunan yang benar-benar prioritas. Selain itu, daerah juga diminta untuk menggali dan meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna menutup kekurangan anggaran.
“Kami mendorong pemerintah agar mengakomodir kebutuhan pembangunan yang prioritas. Selain itu, instansi terkait harus menggali sumber-sumber PAD untuk membiayai pembangunan, sehingga bisa menutupi dana efisiensi itu,” tambahnya.
Hikman berharap pemangkasan anggaran ini tidak berlangsung dalam jangka panjang. Menurutnya, infrastruktur di Sintang masih menjadi kebutuhan mendesak karena berkaitan langsung dengan aktivitas ekonomi masyarakat.
“Kita tentu berharap ke depan pemangkasan anggaran ini tidak terus-menerus. Karena membangun infrastruktur itu sama dengan membangun ekonomi masyarakat. Kebutuhan infrastruktur itu merupakan urat nadi masyarakat kita,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kepadatan infrastruktur di banyak wilayah di Sintang masih jauh dari memadai. Sementara kapasitas keuangan daerah masih terbatas.
“Sampai saat ini pemerataan infrastruktur di daerah belum tuntas, sementara kekuatan anggaran kita belum mampu mengakomodir banyak kebutuhan,” pungkasnya.










