SINTANG, ujungjemari.id- Camat Sungai Tebelian Kabupaten Sintang, Karjito meminta seluruh masyarakat di wilayahnya tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak luar yang ingin memecah belah warga. Hal ini disampaikan Karjito mengingat Sungai Tebelian termasuk wilayah yang rawan konflik sosial.
“Di Sungai Tebelian ini ada 26 desa. Jumlah penduduknya lebih dari 35 ribu jiwa. Potensinya memang di sektor pertanian dan perkebunan. Tapi sayangnya, wilayah ini juga rawan konflik sosial yang sering muncul tiba-tiba,” kata Karjito saat ditemui di Balai Praja, 24 Juni 2025.
Menurut Karjito, konflik yang terjadi selama ini bukan berasal dari masyarakat sendiri. Namun, lebih banyak dipicu oleh pihak luar yang masuk lalu memprovokasi warga. “Biasanya ada orang luar yang masuk. Mereka bawa informasi yang tidak jelas. Mereka seolah-olah mengarahkan warga agar begini dan begitu. Akhirnya timbullah ketegangan di lapangan,” jelasnya.
Untuk mencegah hal itu, Karjito mengaku pihaknya rutin melakukan pendekatan ke masyarakat. Pihak kecamatan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh adat dalam pertemuan-pertemuan agar warga tidak mudah terpengaruh. “Kita ingin membangun mindset masyarakat supaya bisa berpikir jernih. Jangan langsung percaya kalau ada informasi yang sifatnya memprovokasi,” ujarnya.
Karjito menyebut, konflik sosial di wilayahnya paling sering muncul terkait persoalan lahan dan perusahaan, terutama masalah Hak Guna Usaha (HGU). Padahal menurutnya, status HGU perusahaan di wilayah Sungai Tebelian sudah jelas. Namun, ada oknum yang sengaja memberikan informasi yang salah kepada warga, sehingga memicu salah paham.
“Sebetulnya masalah HGU itu sudah clear. Tapi ada saja oknum yang tidak bertanggung jawab, kasih informasi keliru. Akhirnya masyarakat jadi bingung dan timbul gesekan kecil. Itu yang kami antisipasi,” katanya.
Selain itu, potensi konflik juga muncul dari isu agama. Karjito mencontohkan kejadian di Desa Balai Agung, di mana sempat ada kelompok Ahmadiyah masuk ke perbatasan desa. Namun, hal tersebut cepat diantisipasi agar tidak berkembang menjadi masalah.
“Kami juga pantau kondisi di Desa Gurung Kempadik, ada masalah internal masjid dengan pihak luar. Tapi puji Tuhan, semua bisa diselesaikan dengan baik,” ujar Karjito.