Petani Keluhkan Rendahnya Harga TBS, Jhon Xifli Minta Pemerintah Cari Solusi

oleh
Anggota DPRD Sintang Jhon Xifli

SINTANG, KALBAR- Anggota DPRD Kabupaten Sintang Jhon Xifli telah melaksanakan reses di Lima desa dari kecamatan Tempunak dan Sepauk. Lima desa tersebut yakni Desa Bedayan, Desa Temawang Muntai, Desa Tanjung Balai, Desa Paribang Baru dan Desa Tawang Sari.

Ia mengungkapkan banyak keluhan masyarakat yang disampaikan pada dirinya ketika melaksanakan reses. Keluhan yang paling menojol terkait rendahnya harga Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit.

“Keluhan yang paling menonjol yakni terkait anjloknya harga Tanda Buah Segar  kelapa sawit. Karena sebagian besar masyarakat setempat adalah petani sawit dan petani karet. Tentu harga tandan buah segar (TBS) yang rendah banyak sekali dikeluhkan,” ujarnya Rabu 29 Juni 2022 kemarin.

Politis Partai Amanat Nasional (PAN)  ini mengatakan bahwa permalahan harga TBS rendah saat ini sudah jadi isu nasional. Karena di semua daerah di Indonesia petani mengeluhkan hal yang sama.

“Terakhir informasi harga sawit di Ram Rp 800 rupiah per kilogram. Untuk harga di pabrik masih diangka Rp 1.600. Harga TBS terus turun,” ujar..

Ia mengatakan petani jadi bingung dengan kondisi harga sawit sekarang yang murah, sementara hara pupuk semakin mahal.

“Masyarakat jadi bingung mau tanam sawit kalau harganya anjlok terus. Sewaktu hara TBS naik harga pupuk juga naik, sekarang harga TBS turun, pupuk masih sangat mahal,” bebernya.

Kondisi ini lanjut Jhon diperparah  dengan penyakit gugur daun yang menyerang komoditi karet. ” Sudah sawit anjlok, Produksi karet turun drastis hingga 5o persen. jadi apa yang mau diharapkan,” ujarnya.

Ia melihat hingga saat ini belum ada solusi yang tepat dari pemerintah. Meski begitu politisi muda ini pemerintah bisa mendapatkan solusi untuk mengatasi harga TBS yang rendah. Ia juga meminta agar pabrik mematuhi ketatapan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terkait ketetapan harga beli TBS.

“Mohon ada solusinya. Masyarakat sudah cukup menderita dengan adanya kondisi ini. Sudahlah harga TBS rendah, komoditi karet diserang penyakit. Ibaratnya, sudah jatuh tertimpa tangga,” kata Jhon Xifli. (Tim-red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *