TBC di Sintang Diharapkan Tidak Jadi Fenomena Gunung Es

oleh
Vaulinus Lanan

SINTANG, ujungjemari.id– Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Vaulinus Lanan, mendorong Dinas Kesehatan, perangkat kecamatan, hingga pemerintah desa untuk semakin memperkuat upaya penanggulangan tuberkulosis (TBC).

Ia mengingatkan bahwa penyakit ini berpotensi menjadi fenomena gunung es jika langkah pencegahan dan deteksi dini tidak dilakukan secara serius dan menyeluruh.

Menurut Lanan, penanganan TBC tidak boleh hanya menunggu laporan dari fasilitas kesehatan. Ia menilai pemerintah harus aktif turun ke lapangan karena sebagian masyarakat masih belum sadar terhadap gejala, enggan memeriksakan diri, atau merasa takut dengan stigma.

“Kita harus bergerak cepat. Jangan sampai kasus yang tercatat hanya permukaan, sementara di bawahnya ada banyak yang belum terdeteksi. Itu yang saya khawatirkan,” kata Lanan, Jumat 14 November 2025.

TBC telah menjadi bagian dari prioritas nasional. Karena itu, dinas kesehatan maupun pihak terkait di Kabupaten Sintang perlu memastikan seluruh program pendukung berjalan maksimal, mulai dari edukasi, pemeriksaan, hingga pemantauan pengobatan bagi penderita.

“Kalau sudah masuk prioritas nasional, itu artinya pemerintah pusat sangat serius. Maka daerah juga harus ikut serius. Jangan setengah-setengah, karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja,” tegasnya.

Politisi Partai Gerindra ini juga memberi perhatian khusus kepada peran pemerintah desa. Ia mengingatkan bahwa desa diberi kewenangan untuk mengalokasikan anggaran dalam mendukung pencegahan dan penanganan TBC. Menurutnya, kebijakan tersebut harus dimanfaatkan agar edukasi sampai ke rumah-rumah warga.

“Desa punya peran besar. Kalau desa aktif, pasti lebih mudah menjangkau masyarakat. Jangan ragu sisihkan anggaran, karena kesehatan warga itu jauh lebih penting,” ujarnya.

Ia pun mendorong agar kader kesehatan, posyandu, dan tokoh masyarakat dilibatkan secara sistematis untuk membantu deteksi dini dan penyebaran informasi yang benar mengenai TBC. Lanan menilai pendekatan berbasis komunitas adalah cara paling efektif untuk memutus rantai penularan.

“Kader dan tokoh masyarakat harus dibawa terlibat. Mereka yang paling dekat dengan warga. Kalau informasinya sampai langsung, masyarakat jadi lebih paham dan lebih cepat mengambil tindakan,” jelasnya.

Lanan kembali menegaskan pentingnya kerja bersama agar kasus TBC tidak terus meningkat. “Kita harus pastikan TBC ini tertangani, bukan malah tersembunyi. Mari semua pihak bergerak supaya penyakit ini tidak jadi gunung es,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *