SINTANG, KALBAR- Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang Welbertus mengatakan bahwa, peristiwa banjir yang kembali terjadi di Kabupaten Sintang tahun 2022 ini menggambarkan terjadinya krisis lingkungan yang parah.
“Kita melihat banjir ini hampir terjadi setiap tahun. Banjir paling parah itu tahun 2021 kemarin terjadi pada bulan yang sama seperti sekarang ini. Banjir tahun 2022 ini bisa dikatakan ulang tahun yang kedua setelah tahun lalu karena lumayan besar. Ini ngeri – ngeri juga. Ini sudah pernah saya katakan bahwa Ini sudah jelas menggambarkan krisis lingkungan yang serius,” ungkap Welbertus saat dijumpai di DPRD Sintang belum lama ini.
Situasi yang dinilainya semakin ekstrim tersebut harus segera disikapi secara serius. Oleh karena itu politisi PDI Perjuangan ini meminta kepada pemerintah daerah melakukan pemetaan terkait penyebab utama terjadinya banjir di Bumi Senentang.
“Ini terjadi krisis lingkungan yang parah di wilayah perhuluan, sehingga kita meminta pemerintah memetakan itu. Sekarang ini daerah resapan air sangat kurang. Maka kemudian ini harus menjadi prioritas pemerintah agar segera melakukan pemetaan dan melakukan perbaikan-perbaikan terkait lingkungan,” pintanya.
Menurutnya krisis lingkungan ini dapat disebabkan beberapa faktor seperti hutan yang semakin berkurang, aktivitas penambangan dan hal lainnya yang berkaitan dengan lingkungan.
“Apakah oleh perusahaan sawit, aktivitas peti atau apapun, itu mohon kepada pemerintah melakukan pemetaan terkait hal tersebut,” pintanya.
Pemerintah juga diminta bertindak tegas terhadap perusahaan perkebunan kelapa sawit yang melanggar ketentuan. “Misalnya perusahaan itu punya ijin mengelola lahan 1000 hektar namun tidak dilaksanakan dilapangan, pemerintah bisa tarik kembali lahan itu,” ujar Welbertus.
Kemudian lanjut dia, untuk menyelamatkan hutan yang masih ada, pemerintah harus menutup keran izin buka lahan baru. Saat ini perizinan tersebut berada di pemerintah pusat.
“Seperti yang saya katakan tadi, bahwa peristiwa banjir di daerah kita ini disebabkan krisis lingkungan yang sangat parah. Hutang yang sudah berkurang tidak banyak lagi daerah resapan air. Apabila ini dibiarkan terus kita akan menjadi langganan banjir setiap tahunnya,” ujar Wakil Rakyat Dapil kecamatan Sintang ini.