SINTANG, KALBAR – Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Ardi menyoroti kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di kota Sintang. Ia mengusulkan dua alternatif untuk mengatasi masalah ini khususnya di sekitar kawasan Tugu Jam.
Alternatif pertama adalah pelebaran jalan dan pengaturan kembali jalur lalu lintas. Langkah ini penting agar pengendara tidak ragu saat melintas, sehingga kemacetan dapat diminimalisir.
“Contohnya pengendara yang datang dari arah Pontianak harus mutar dulu sebelum bisa masuk ke Jembatan Melawi,” kata Ardi pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Ia juga menyarankan agar Sintang mencontoh Kabupaten Sekadau yang berhasil mengalihkan jalur lalu lintas di sekitar Tugu.
“Mereka melakukan simulasi untuk mengatur jalur lalu lintas. Pengendara dari arah Pontianak harus memutar sebelum memasuki kota. Sintang bisa menerapkan pendekatan serupa untuk memperbaiki kondisi di kawasan Tugu Jam,” tambahnya.
Pengaturan jalur lalu lintas ini dianggap sangat penting untuk mengurangi keraguan pengendara, sehingga mencegah penumpukan kendaraan yang dapat mengakibatkan kemacetan parah.
Alternatif kedua yang diusulkan Ardi adalah penambahan atau duplikasi Jembatan Melawi. “Ini bisa berupa jembatan baru yang berdampingan dengan jembatan lama atau dibangun di jalur lain untuk mencegah kemacetan,” ujarnya.
Meskipun demikian, Ardi menyadari bahwa jalan dan jembatan adalah kewenangan pemerintah pusat. Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong agar alternatif ini dapat direalisasikan di kota Sintang.
“Kemacetan di Sintang terjadi di ruas jalan provinsi, bukan di jalan yang menjadi kewenangan Kabupaten. Kami akan menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan pelebaran jalan atau duplikasi jembatan guna mengatasi kemacetan di kawasan tersebut,” jelas Ardi.
Sebagai legislator dari Partai Gerindra, Ardi berharap bisa menjalin komunikasi lebih baik dengan pemerintah pusat, terutama dengan adanya presiden yang berasal dari partai yang sama. “Kami berharap komunikasi dengan pemerintah pusat dapat lebih mudah,” tutupnya.










