Jembatan Sungai Mau di Kayan Hilir Hanyut, Warga Landau Beringin Kesulitan Akses

oleh
Ketua Komisi A DPRD Sintang, Santosa

SINTANG, ujungjemari.id- Jembatan Sungai Mau yang berada di Desa Landau Beringin, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, hanyut akibat derasnya banjir beberapa waktu lalu.

Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Sintang, Santosa mengatakan jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses penghubung utama masyarakat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Santosa bahkan memposting peristiwa tersebut di media sosial pribadinya. Video yang memperlihatkan detik-detik jembatan hanyut bahkan telah ditonton lebih dari 50.000 kali.

“Jembatan itu satu-satunya akses masyarakat. Setelah hanyut warga hanya bisa membangun jembatan darurat dari kayu bulat. Tapi itu hanya bisa dilewati pejalan kaki saja,” ujar Santosa kepada ujungjemari id di DPRD Sintang kemarin.

Menurut Santosa, kondisi ini sangat mengkhawatirkan terutama jika hujan deras kembali turun. Jembatan darurat yang hanya terbuat dari kayu bulat dikhawatirkan akan kembali hanyut diterjang air.

Politisi PKB ini menjelaskan, jembatan yang hanyut itu adalah jembatan lama yang terbuat dari rangka kayu. Dibangun di masa kepemimpinan Bupati Sintang Milton Crosby, jembatan tersebut belum lama ini sempat direhab. Namun, jembatan tersebut akhirnya roboh akibat hantaman material dari banjir yang membawa sisa-sisa limbah dan kayu yang diduga milik perusahaan.

“Saya turun langsung saat reses ke Desa Landau Beringin. Saat itu warga mengadu soal jembatan yang hanyut. Mereka bilang jembatan itu aman-aman saja dulu sebelum perusahaan masuk,” ungkap Santosa.

Santosa menuturkan, perusahaan yang dulunya beroperasi di wilayah itu telah menggunduli hutan dengan janji akan menanam kembali pohon akasia dan sejenisnya. Namun hingga saat ini, kata dia, belum ada 10 persen dari janji tersebut yang ditepati.

“Celakanya perusahaan itu sudah kabur. Tidak ada lagi alat berat atau pekerja di sana. Janji bangun air bersih juga tidak ada wujudnya. Akibatnya saat hujan deras, lumpur dan kayu menghantam jembatan hingga roboh,” ujarnya.

Selain masalah jembatan, warga kini juga mengeluhkan air yang tercemar. Diduga akibat sisa-sisa bahan kimia, seperti pupuk atau racun yang ditinggalkan di lahan bekas perusahaan.

Untuk itu, Santosa meminta Pemerintah Kabupaten Sintang khususnya dinas teknis yang membidang agar segera meninjau langsung ke lokasi.

“Kalau tidak percaya, mari kita sama-sama ke lapangan. Saya sudah turun langsung. Warga sekarang benar-benar susah. Bahkan air bersih pun sulit didapat karena sudah tercemar,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *