www.ujungjemari.com, SINTANG– Korem 121/Abw bekerjasama dengan Perusahaan perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food dan Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan Bakti Sosial (Baksos) operasi katarak di Rumah Sakit Pratama Sintang, selama dua hari mulai 14-15 Desember 2018. Kegiatan sosial ini juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Sekadau serta Dinas Kesehatan setempat.
Baksos Operasi katarak tersebut bertepatan dengan perayaan puncak peringatan Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat ke-73. Operasi katarak tersebut diikuti ratusan warga dari Kabupaten Sekadau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu.
Komandan Korem 121/Abw, Kolonel Inf Bambang Trisnohadi, mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan baksos pengobatan katarak bagi warga. Pihaknya turut mendukung kegiatan tersebut dengan menerjunkan personil untuk mencari pasien yang akan diobati dan membantu masyarakat selama kegiatan berlangsung.
“Kami terketuk dan berperan mengurangi penderita penyakit katarak, maka Korem 121/Abw mengambil peran menyediakan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan baksos operasi katarak,” ungkapnya.
Dia mengatakn kegiatan baksos Operasi katarak kali ini sekaligus bertepatan dengan peringatan Hari Juang Kartika Tentara Nasional Indonesia Angakatan Darat (T NI AD) yang diperingati setiap 15 Desember. Tahun ini, kegiatan Baksos operasi katarak menjadi sebuah momentum special bagi Korem 121/Abw dalam memperingati ulang tahun TNI AD yang ke-73.
“Kami juga melibatkan dokter dan perawat dari personil kami untuk membantu masyarakat selama baksos Operasi katarak berlangsung, ” imbuhnya.
Dia memaparkan, dari hasil screening terhadap 544 calon pasien, sebanyak 226 orang dinyatakan lolos tahap screening.Tercatat sebanyak 54 pasien pterygium dan 172 pasien katarak yang akan menjalani operasi pada 14 dan 15 Desember 2018.
“Besarnya jumlah peserta operasi katarak ini menunjukkan antusiasme warga yang tinggi untuk mendapatkan pelayanan operasi katarak,” ucap Danrem.
Katarak merupakan salah satu penyakit yang bisa mengakibatkan kebutaan total pada pasiennya. Bahkan, angka kebutaan yang terjadi di dunia termasuk di Indonesia paling banyak diakibatkan oleh penyakit ini. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek Sp.M(K), menyatakan bahwa katarak merupakan penyumbang terbesar kebutaan di Indonesia yang hampir mencapai 60 persen dimana usia lanjut menjadi saiah satu faktor pemicunya.
Pada umumnya katarak susah dicegah, yang bias dicegah adalah kebutaan karena katarak dan bisa dihindari dengan cara dioperasi. Operasi katarak adalah operasi paling efektif, paling efisien, paling menimbulkan benefit paling tinggi daripada tindakan prosedur lainnya, sehingga orang yang tadinya tidak produktif jadi produktif lagi.
Di Indonesia diperkirakan setiap tahun kasus baru buta katarak akan selalu bertambah sebesar 0,1% dari jumlah penduduk atau kira-kira 250.000 orang per tahun. Sementara kemampuan untuk melakukan operasi katarak setiap tahun diperkirakan baru mencapai 180.000 per tahun, sehingga setiaptahun selalu bertambah backlog katarak sebesar 70.000.
[related_posts]
CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Kalimantan Barat, Susanto Yang mengatakan Baksos Operasi Katarak bertujuan untuk dapat menjangkau masyarakat yang ingin operasi katarak, namun terkendala jarak dan keterbatasan pelayanan dari pusat kesehatan setempat.
“Kami sampaikan terima kasih kepada Danrem 121/Aiambhana Wanawai Sintang, Bupati Sintang, Bupati Kapuas Hulu, Bupati Melawi, dan Bupati Sekadau, serta seluruh jajaran muspika dan relawan Sinar Mas Agribusiness and Food serta Tzu Chi, dari dinas kesehatan, dan tim dokter yang berjumlah 8 orang (6 dokter dari Tzu Chi International Medical Association yang didatangkan dari Jakarta, 1 dokter dari wilayah Sintang, dan 1 dokter dari wilayah Melawi), sehingga kegiatan ini dapat beriangsung dengan baik. Kami berharap dengan adanya kegiatan baksos operasi katarak ini, para warga penderita katarak dapat sembuh sehingga hidup dengan lebih sehat dan produktif,” ungkap Susanto Yang.
Kegiatan ini, lanjut dia, merupakan perluasan dari program Kepedulian 5 Kilometer yang menjadi sebuah program rutin dan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh para relawan Tzu Chi pewakilan Sinar Mas. Melalui program ini, masyarakat dalam radius 5 kilometer dari area operasi perkebunan kelapa sawit Sinar Mas diharapkan terbebas dari penyakit katarak, hernia, dan bibir sumbing.
“Baksos ini merupakan wujud konkret kontribusi perusahaan terhadap warga masyarakat di bidang kesehatan, selain kontribusi perusahaan dalam hal penyerapan tenaga kerja dan mendorong pembangunan ekonomi daerah,” kata Susanto Yang. (mo)